Akademi Mecca

Q and A tentang perbedaan bank syariah dan konven, keberkahan dalan kerja, dan lain sebagainya.

QnA Akademi Mecca

Q and A dari acara Rute Hijrahmu Akademi Mecca Minggu, 31 Oktober 2021, 19:00-21:00 WIB

Q: Apa berbedaan istiradj dengan pekerjaan yang berkah? Karena bagi orang kerja di bank konvensional, mereka merasa pekerjaan mereka penuh berkah juga!

A: Untuk menjawab pertanyaan Bapak, mungkin pertama-tama perlu dipahami yg menjadi landasan keberkahan contohnya disebutkan di dalam AlQuran Surat Al-A’raf ayat 96 dan Surat Shaad ayat 29. Dalam Surat Al-A’raf ayat 96 disebutkan bahwa “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”. Dan di dalam Surat Shaad ayat 29 juga disebutkan, “Ini (Al-Quran) adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yg mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran.” Sehingga untuk mendapat keberkahan tersebut, syaratnya adalah iman dan taqwa, serta memperhatikan dan belajar ayat-ayat Quran atau belajar Syari’ah. Jika kita bekerja di suatu institusi yg melanggar hukum Syari’ah, tentulah hal ini tidak dapat kita kategorikan sebagai keberkahan. Dan mungkin apa yang saat ini didapatkan menjadi sebuah Istidraj. Wallahu ‘Alam.

Q: Apa tips untuk konsisten belajar dalam mengamalkan ekonomi syariah dari hal-hal terkecil dalam kehidupan?

A: Pengamalan aktivitas-aktivitas ekonomi yang sesuai dengan Syari’ah tentunya harus di awali dengan proses pembelajaran terlebih dahulu, untuk mengidentifikasi aktivitas-aktivitas tersebut. Ini menjadi modal utama, kemudian luruskan niatnya. Misalnya saya ingin mengamalkan aktivitas-aktivitas tersebut karena Allah SWT dan demi menjaga lima kebutuhan dasar sbg objektif dari Syari’ah, yaitu diri pribadi, keluarga, agama, harta dan intelektual. Ketiga, memulai secara bertahap, dari aktivitas yang paling kecil (artinya yang memiliki dampak terkecil dalam kehidupan kita) dan kepada aktivitas yg memiliki dampak yg besar di dalam hidup seperti misalnya pekerjaan. Dan yg terakhir adalah istiqamah. Ketika sudah memulai dari hal yang paling kecil tadi, maka usahakan kita latihan untuk selalu mengamalkan hal tersebut setiap hari, sehingga diri ini terbiasa dan bisa mencapai istiqamah. Wallahu ‘Alam.

Q: Apa perbedaan detail bank syariah dan konven?, karena banyak bank yang dibilang syariah ternyata sama dengan konvensional

A: A: Sesuai dengan yang sudah disampaikan di dalam sesi kelas, perbedaan antara Bank Syari'ah dan Bank Konvensional dapat dilihat dari dua segi, internally dan externally. Di Internal Bank Syari’ah, yang dapat dijadikan indikator adalah produk perbankan Syari’ah, prosedur dan tata laksana pekerjaan, serta budaya perusahaan. Sedangkan faktor eksternal yang dapat diperhatikan adalah kontribusi sosial yang diberikan kepada masyarakat, akhlak dalam membina hubungan dengan nasabah misalnya. Untuk Bank Syari’ah, keseluruhan faktor ini diharapkan agar dapat sesuai dengan apa yang sudah dirumuskan oleh hukum Syari’ah. Dan dalam pelaksanaannya diawasi oleh Dewan Pengawas Syari’ah melalui mekanisme tata kelola Syari’ah. Wallahu’Alam.

Q: Apa parameter nya kita pelit terhadap diri sendiri? Karena jika dibandingkan dengan kehidupan Rasulullah SAW, beliau sangat sederhana sekali dalam kehidupannya. Sehingga kadang saya merasa ragu jika ingin membeli atau mengeluarkan untuk diri sendiri.

A: Parameter sederhana dalam Islam diletakkan dalam parameter antara pelit dan berlebih-lebihan (Mubazir). Hal ini sesuai dengan Alquran Surat Al-Furqan ayat 47, “Dan orang-orang yang baik adalah apabila menyalurkan (hartanya), maka ia tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit. Dan adalah (pembelanjaan itu) di antara kedua itulah yang baik.” Yang perlu diperhatikan adalah menggunakan parameter tersebut dalam setiap aspek kehidupan kita. Misalnya dalam konsumsi makanan. Rasul SAW memerintahkan dalam keseharian agar berhenti makan sebelum kenyang. Artinya, ketika mempersiapkan makanan misalnya, kita usahakan agar makanan tersebut dapat dikonsumsi semuanya sebelum merasa kenyang. Tidak terlalu banyak secara kuantitas, dan tidak terlalu banyak juga varian dari makanannya. Masing-masing dari kita insyaAllah lebih tahu ukurannya. Masuk ke dalam kategori berlebihan adalah ketika kita harus membuang makanan yg tidak habis dimakan atau tidak ada yg memakan karena terlalu banyak. Begitu juga dalam berpakaian, perlu diperhatikan dalam menggunakan pakaian minimum sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Jangan sampai melukai diri sendiri ketika misalnya pakaiannya terlalu sedikit sehingga satu pakaian dipakai berkali-kali tanpa dicuci, sehingga menyebabkan iritasi pada kulit misalnya. Oleh karena itu, sesuaikan pakaian yg dimiliki dengan aktivitasnya. Bolehkah kita memiliki pakaian yang bagus, ada sebuah hadits riwayat Muslim yang menunjukkan tentang hal ini. “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan biji sawi,” lalu ada yang bertanya kepada Rasul SAW: “Lalu bagaimana Nabi SAW dengan seseorang yang suka menggunakan baju dan sandal yang bagus?” Lalu Rasul SAW, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” Dan di dalam QS. Al-A’raf ayat 31 juga Allah SWT memerintahkan agar menggunakan pakaian yang bagus setiap kita menghadap Allah SWT ke masjid. Tetapi Allah tidak suka terhadap yang berlebih-lebihan. Wallahu Alam.